Hari in saya akan berbicara pada posisi investor, bukan marketing atau agen asuransi, yang punya beban target pendapatan nasabah, saya akan berbicara tentang hal sederhana mengenai saat yang tepat membeli reksadana dan unit link. Reksadana dan unit link adalah sama, bedanya hanya di proteksi asuransi dan jangka waktu investasi, jika reksadana tidak ada proteksi maka unit link memeiliki proteksi karena unit link adalah reksadana yang berasuransi. Jika reksadana dijual dengan beberapa tenor antara 6 bulan, satu tahun atau 5 tahun atau lebih, tergantung jenis instrumen yang dipilih, akan tetapi jika sudah di kemas menjadi produk unit link maka semua sudah berbeda, tidak mungkin short term, harus long term, karena ada sebagian dana kita yang masuk ke premi resiko meskipun tidak terlalu banyak, jadi akan sangat bijaksana jika kontrak investasinya jangka panjang. kembali ke topik awal kapankah saat yang tepat untuk membeli reksadana atau unit link?
Reksadana adalah sebuah program investasi penyertaan modal, dimana semua dana nasabah dikelola oleh perusahaan manajer investasi (fund manager), fund manager akan dengan sangat hati dan teliti memilih saham atau obligasi atau instrmen lain yang terbaik, yang diharapkan memberikan keuntungan di hari depan. Perlu kita ketahui, bahwa sumber dari semua itu adalah perdagangan, dimana fund manager akan membeli instrumen yang potensial dan akan di jual kemudian saat untung. Terlepas benar atau salah, tepat atau tidak tepat, analisa harus dilakukan, mencari instrumen yang potensial dengan harga serendah mungkin, tapi itu adalah tugas fund manager anda.
Sebagai orang awam kita cukup membaca koran bisnis atau rajin - rajin melihat televisi, jika bisa perhatikan semua informasi tentang obligasi dan saham, tapi jika tidak sempat, ikuti perkembangan IHSG (jika anda cenderung investor agresif yang memilih reksadana saham), disaat harga IHSG turun, itulah saatnya anda membeli unit reksadana atau unit link, istilah lain membeli unit link adalah ikut asuransi yang mengandung link, begitu gampangnya. Disaat IHSG turun drastis pemerintah panik, dan kepanikan pemerintah akan memperpuruk keadaan, yang menyebabkan IHSG turun lagi lebih rendah, itu adalah hal yang umum dan wajar, pada saat seperti itu kebanyakan investor reksadana dan unit link mulai resah, dan resah dan paniknya para investor dan nasabah asuransi juga bisa makin memperparah keadaan. Perlu kita ketahui, jika kita adalah masyarakat yang percaya dengan negara dan pemerintah, maka kita meyakini bahwa pemerintah akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki keadaan dan itu artinya entah besok atau lusa, entah minggu ini atau minggu depan, entah bulan ini atau bulan depan, IHSG yang turun akan kembali naik, dan sebelum itu terjadi, segeralah Beli Reksadana atau Unit Link, Begitu....!
Kasus tahun 2008 dimana IHSG mencapai level tertingginya saat itu adalah tiga ribuan lebih, dan saat itu nasabah reksadana dan asuransi bersorak sorai, seraya berkata, memang investasi gak kayak reksadana dan unit link, dan hal itu seperti magnet yang menarik para nasabah baru yang cukup banyak, dan apa yang terjadi setelah itu, pada pertengahan tahun 2008 terjadi gejolak global terdahsyat sepanjang sejarah dunia, dimana hampir semua instrumen keuangan habis - habisan, minyak dunia melorot tajam, mata uang unggulan dunia eurusd dan gbpusd turun ribuan point, tidak bisa dihindari indonesia sebagai bagian dari negara global juga terseret arus, khususnya pasar saham, saat itu IHSG turun tajam, setajam tukikan burung merpati, dalam waktu hitungan bulan IHSG turun hingga kisaran 50%, wow, benar-benar bikin deg-degan, dan para investor yang baru saja membeli reksadana atau unit link pada instrumen saham, dananya kesedot 40% lebih. itu adalah pelajaran bagi kita semua, kita harus paham betul apa itu reksadana dan apa itu link insurance, kita harus tahu betul instrumen apakah yang kita pilih, obligasi (fixed income) ata pasar uang atau sbi(cash fund), atau saham(equity fund) atau campuran (balance fund), sekali lagi intinya adalah perdagangan disaat Harga murah kita beli, dan setelah harga mahal sudah untung kita jual, nanti cari peluang lain.
Demikian sekilas informasi, semoga bermanfaat dan jika anda ingin mengetahui hal penting lainnya, silahkan baca Alternatif Investasi Selain Reksadana & Unit Link
0 komentar:
Posting Komentar